Mengapa Perlu Mempelajari Fungi ?

Fungi merupakan organisme dengan diversitas sangat tinggi dan berada di urutan ke-2 setelah insekta.

Unti

Diversitas fungi diperkirakan 1,5 juta species.

80,000 species fungi telah dideskripsikan

1,700 species dideskripsikan setiap tahun

mushroom-mosaic

Reference.

Hawksworth, D. L. (1991). Biodiversitas fungi: penting, dimengerti, dan

konservasi. Mycological Research 95: 641-655

Hawksworth, D.L. (2001)  Mycological Research 105 (12): 1422-1432.

Klasifikasi Fungi

Klasifikasi Jamur berdasarkan cara reproduksi seksualnya menurut Campbell (2002) Terbagi menjadi 4 kelas yaitu:klas

  • Chytridiomycotina
  • Zygomycotina
  • Ascomycotina
  • Basidiomycotina

Adapula klasifikasi berdasarkan jenis tubuh buah yang diproduksi pada fase seksual menurut Schooley, James.  1997

  • Basidiomycetes
  • Ascomycetes
  • Zygomycetes
  • Oomycetes
  • Chytridiomycetes

(Campbell. 2002)

Pada perkembangannya, Oomycetes dimasukkan dalam kelompok Protista sedangkan Chytridiomycetes di duga hanya sebagai penghubung antara protista dan jamur. Untuk itu, pada blog ini hanya akan dibahas mengenai Klasifikasi serta Reproduksi

Basidiomycetes  

Ascomycetes

Zygomycetes      (Solomon.2008)

(Silakan klik link tersebut)

Let’s Study…… 🙂

NB: Ada beberapa ulasan juga tentang Oomycetes,  Chytridiomycetes dan Deuteromycetes.

Silakan dibaca…

Reference:

Campbell dkk. 2002. Biology. USA: Pearson Education, Inc

Cooke, Mordecai Cubitt. 1875. Fungi: Their Nature and Uses. New York: D. Appleton and Company.

Solomon, Eldra P, Linda R. Berg, Diana W. Martin. 2008. Biology. USA: Thomson Higher Education.

Schooley, James.  1997. Introduction to Botany. New York: Delmar Publisher.

Deuteromycetes

Deuteromycetes meliputi jamur yang tingkat reproduksi seksualnya belum diketahui, sehingga disebut jamur tidak sempurna. Dikenal sekitar 15.000 jamur yang semuanya tidak melakukan reproduksi seksual. Kebanyakan Deuteromycetes bersel banyak yang membentuk hifa tak bersekat, namun beberapa jenis merupakan organisme bersel tunggal yang membentuk pseudomiselium (miselium semu) pada kondisi lingkungan yang menguntungkan. Pada jenis-jenis tertentu ditemukan hifanya bersekat dengan sel yang berinti satu, namun kebanyakan berinti banyak.

Deuteromycetes berkembang biak dengan membentuk spora aseksual melalui fragmentasi dan konidium yang bersel satu atau bersel banyak. Deuteromycetes bukan merupakan kelompok jamur yang sesungguhnya karena bila suatu jamur telah diketahui reproduksi seksualnya, akan dimasukkan ke dalam kelompok lain yang sesuai dengan tingkat reproduksi seksualnya tersebut. Contohnya Monila sitophila dulu dimasukkan ke dalam Deuteromycetes, namun setelah diketahui membentuk askokarp dan peritesium dimasukkan ke dalam kelompok Ascomycota. Kebanyakan Deuteromycetes parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia.

Berikut ini beberapa contoh Deuteromycetes.

  1. Alternaria parasit pada tanaman kentang,
  2. Fusarium parasit pada tanaman tomat dan kapas.
  3. Helminthosporium parasit pada tanaman padi dan jagung.
  4. Diplodia parasit pada tanaman jagung
  5. Verticillium banyak menyerang bibit tanaman.
  6. Epidermophyton, Microsporium, dan Trichophyton menyebabkan penyakit dermatofitosis (penyakit pada kulit, rambut, dan kuku) pada hewan dan manusia.

Reference:

Hemi Budiman. 2009. Biology X. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Ascomycetes

asco1

Saat ini dikenal sekitar 15.000 spesies Ascomycota. Jamur ini hifanya kecil memanjang, diameternya sekitar 5 mikrometer yang bercabang-cabang membentuk miselium. Hifanya bersepta dengan satu sel terdiri satu nukleat (hifa uninukleat), namun pada beberapa jenis ditemukan hifa multinukleat. Dinding selnya tersusun atas zat kitin dan beta-glukan. Ascomycota bersifat heterotrof baik sebagai saprofit maupun sebagai parasit dan sering bersimbiosis dengan organisme lain seperti Cyanobacteria membentuk lichen atau lumut kerak. Kelompok ini dicirikan oleh pembentukan askus sebagai tempat pembentukan askospora. Askus merupakan kantong tempat terbentuknya askospora, setiap askus berisi antara 2 – 8 askospora, yang kebanyakan hidup sebagai saproba dan parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Sebagian Ascomycetes berupa jamur uniseluler misalnya khamir atau ragi. Khamir tidak membentuk hifa, selnya berbentuk bulat atau oval yang dapat bertunas (berkuncup) sehingga membentuk rantai sel atau hifa semu. Khamir melakukan reproduksi dengan membentuk tunas yang diikuti pembelahan inti. Terbentuk dua inti sel, salah satu inti sel kemudian bergerak ke dalam kuncup sehingga terbentuk sel anak yang dapat memisahkan diri atau tetap bersatu membentuk koloni. Jika lingkungan kurang menguntungkan sel khamir berkembang biak secara seksual. Sel khamir dapat berfungsi sebagai askus yang berisi empat askospora haploid yang tahan terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan. Spora yang dihasilkan dapat berkecambah membentuk sel-sel kecil yang bulat. Kemudian sel-sel yang bersesuaian dapat melakukan peleburan membentuk sel diploid yang berukuran lebih besar.

asco repro

Reproduksi Ascomycetes

Ascomycetes yang lain berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri, membentuk tunas, fragmentasi, dan membentuk konidia. Konidia yang dibentuk dapat tunggal atau berantai panjang pada ujung hifa khusus yang disebut konidiofor. Reproduksi seksual Ascomycetes terjadi dengan konjugasi. Mula-mula hifa membentuk gametangia jantan (anteridium) dan gametangia betina (askogonium). Anteridium dan askogonium saling mendekat dan membentuk saluran yang disebut trikogin. Nukleus anteridium masuk ke askogonium membentuk sel dengan dua inti. Sel ini kemudian tumbuh membentuk hifa yang disebut hifa askogonium dan menghasilkan tubuh buah yang disebut askokarp. Di dalam askokarp 2 inti membelah secara meiosis menghasilkan 8 askospora yaitu spora yang dihasilkan di dalam askus. Spora yang dihasilkan disebarkan oleh angin dan jika jatuh pada lingkungan yang sesuai akan segera tumbuh membentuk hifa dan dimulailah daur hidup jamur Ascomycetes Berikut ini beberapa contoh jamur dalam kelas Ascomycetes.

1) Saccharomyces cerevisiae

Saccharomyces cerevisiae merupakan jamur mikroskopis, bersel tunggal dan tidak memiliki badan buah, sering disebut sebagai ragi, khamir, atau yeast. Reproduksi vegetatifnya adalah dengan membentuk kuncup atau tunas (budding). Pada kondisi optimal, khamir dapat membentuk lebih dari 20 tunas. Tunas-tunas tersebut semakin membesar dan akhirnya terlepas dari sel induknya. Tunas yang terlepas ini kemudian tumbuh menjadi individu baru.

Reproduksi generatif terjadi dengan mem ben tuk askus dan askospora. Askospora dari 2 tipe aksus yang berlainan bertemu dan menyatu menghasilkan sel diploid. Selanjutnya terjadi pembelahan secara meiosis, sehingga beberapa askospora (haploid) dihasilkan lagi. Askospora haploid tersebut berfungsi secara langsung sebagai sel ragi baru. Cara reproduksi seksual ini terjadi saat reproduksi aseksual tidak bisa dilakukan, misalnya bila suplai makanan terganggu atau lingkungan hidupnya tidak mendukung. Dalam kehidupan manusia, S. cerevisiae dimanfaatkan dalam pembuatan roti, tape, peuyeum, minuman anggur, bir, dan sake. Proses yang terjadi dalam pembuatan makanan tersebut adalah fermentasi.

2) Penicillium spp.

Penicillium hidup sebagai saprofi t pada substrat yang banyak mengandung gula, seperti nasi, roti, dan buah yang telah ranum. Pada substrat gula tersebut, jamur ini tampak seperti noda biru atau kehijauan. Perhatikan Gambar 5.18. Reproduksi jamur Penicillium berlangsung secara vegetatif (konidia) dan secara generatif (askus). Beberara contoh jamur anggota genus Penicillium antara lain   

  1. Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum. Kedua jenis Penicillium ini menghasilkan zat antibiotik (penisilin)
  2. Penicillium roquefortii dan Penicillium camemberti. Kedua jenis jamur ini biasa dimanfaatkan dalam memberti cita rasa atau mengharumkan keju.

3) Aspergillus spp.

Jamur ini biasanya tumbuh berkoloni pada makanan, pakaian, dan alat-alat rumah tangga. Koloni Aspergillus berwarna abu-abu, hitam, coklat, dan kehijauan. Distribusinya luas, dapat tumbuh di daerah beriklim dingin maupun daerah tropis. Reproduksi secara vegetatif dengan konidia yang disebarkan oleh angin. Beberapa jenis jamur anggota marga Aspergillus adalah:

  • Aspergillus oryzae. Jamur ini biasa digunakan untuk mengempukkan adonan roti, dan jamur tersebut dapat menghasilkan enzim protease.
  • Aspergillus wentii. Aspergilus jenis ini berperan dalam dalam pembuatan sake, kecap, tauco, asam sitrat, asam oksalat, dan asam format, serta penghasil enzim protease. Perhatikan Gambar
  • Aspegillus niger. Jenis ini dimanfaatkan untuk menghilangkan gas O2 dari sari buah, dan dapat menjernihkannya. Jamur tersebut juga dapat menghasilkan enzim glukosa oksidase dan pektinase
  • Apergillus flavus
    Jenis Aspergilus ini menghasilkan afl atoksin, penyebab kanker pada manusia.
  • Apergillus nidulans
    Jamur ini hidup sebagai parasit pada telinga, menyebabkan automikosis.
  • Aspergillus fumigatus, merupakan jamur yang dapat menyebabkan penyakit kanker pada paru-paru burung.

4) Neurospora crassa

N. crassa dikenal sebagai jamur oncom karena sering digunakan untuk membuat oncom. Warna merah muda atau jingga yang muncul pada oncom merupakan warna konidia jamur tersebut. Awalnya jenis ini dikelompokkan ke dalam Divisi Deuteromycetes, dengan nama Monilia sitophila. Tetapi setelah ditemukan alat reproduksi generatifnya, berupa askus, sekarang jamur ini dimasukkan ke dalam kelompok Ascomycotina.

5) Morchella deliciosa dan Morchella esculenta

Kedua jenis jamur ini merupakan jamur makroskopis, hidup di tanah. Karena rasanya yang lezat, jamur ini menjadi konsumsi manusia. Dalam dunia perdagangan jamur ini dikenal dengan nama morel, ukuran tubuhnya sedang, berwarna coklat kemerahmerahan, tubuhnya seperti spons dan sering dijual dalam bentuk awetan.

Reference:

Campbell dkk. 2002. Biology. USA: Pearson Education, Inc

Hemi Budiati. 2009. Biology X. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Siti Widayati, dkk. 2007. Biology X. Jakarta: Pusat Perbukuaan Depdiknas

Basidiomycetes

basidio

Jamur yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari sebagian besar termasuk dalam kelas Basidiomycetes. Saat ini telah diketahui kurang lebih 12.000 jenis Basidiomycetes dan tidak ada satu pun yang menyebabkan infeksi penyakit pada manusia. Kebanyakan Basidiomycetes adalah saprobe dan parasit pada tumbuhan dan serangga. Beberapa jenis Basidiomycetes enak dimakan dan aman, namun banyak ditemukan jenis yang menghasilkan racun mikotoksin yang dapat menyebabkan kematian jika termakan. Jamur yang dibudidayakan karena mempunyai nilai ekonomis disebut jamur.

 

basidi reproReproduksi Basidiomycetes

            Basidiomycetes jarang melakukan reproduksi aseksual, reproduksi seksualnya membentuk basidiospora yang terbentuk di luar basidium. Siklus hidup Basidiomycota dimulai dari spora basidium atau konidium yang tumbuh menjadi hifa yang bersekat dengan 1 inti (monokariotik). Hifa tersebut kemudian tumbuh membentuk miselium. Hifa-hifa yang berbeda, hifa (+) dan hifa (-), bersinggungan pada masing- masing ujungnya dan melebur diikuti dengan larutnya masingmasing dinding sel. Kemudian inti sel dari salah satu sel pindah ke sel yang lainnya, sehingga sel tersebut memiliki 2 inti sel (dikariotik). Sel dikariotik tersebut akhirnya tumbuh menjadi miselium dikariotik dan selanjutnya menjadi tubuh buah (basidiokarp). Basidiokarp memiliki bentuk seperti payung. Pada bagian bawahnya terdapat basidium yang terletak pada bilah-bilah (lamela). Masing-masing basidium memiliki 2 inti (2n). Kemudian 2 inti tersebut mengalami meiosis dan akhirnya terbentuk 4 inti haploid. Dan apabila mendapatkan lingkungan yang sesuai, inti haploid tersebut akan tumbuh menjadi spora basidium, atau disebut juga spora seksual. Begitu seterusnya membentuk siklus hidup Basidiomycotina. Setiap basidium mengandung 2 atau 4 basidiospora, masing-masing berinti satu dan haploid. Seluruh basidiospora berkumpul membentuk tubuh buah yang disebut basidiokarp. Basidiokarp sering membentuk struktur seperti batang yang disebut stalk dan seperti payung yang disebut tudung. Hifanya bersepta dengan sel-sel berinti satu dan berkelompok padat membentuk semacam jaringan. Miselium pada Basidiomycetes dapat dibedakan menjadi tiga macam.

  1. Miselium primer, dihasilkan dari spora yang baru tumbuh. Mula-mula miselium ini berinti banyak, kemudian terbentuk septa yang mengandung satu inti dan haploid.
  2. Miselium sekunder, dihasilkan dari plasmogami atau persatuan dua hifa yang bersesuaian. Miselium ini berinti dua yang masing-masing haploid.
  3. Miselium tersier, terdiri atas miselium sekunder yang telah bersatu membentuk semacam jaringan, misalnya membentuk basidiokarp dan basidiofor.

Beberapa contoh jamur dalam kelompok Basidiomycetes adalah sebagai berikut.

Contoh:

  1. Volvariella volvacea (jamur merang), dapat dimakan danbanyak dibudidayakan.
  2. Amanita phalloides menghasilkan racun phalin yang berbahaya.
  3. Auricularia polytricha dapat dimakan.
  4. Puccinia graminis menimbulkan penyakit pada tanaman tebu dan jagung.
  5. Ustilago scitamanae parasit pada pucuk daun tanaman Graminae.

 

Reference

Cooke, Mordecai Cubitt. 1875. Fungi: Their Nature and Uses. New York: D. Appleton and Company.

David Ellis, dkk. 2007. Descriptions of Medical Fungi. Australia:  University of Adelaide.

Hemi Budiati. 2009. Biology X. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Pratiwi,dkk. 2006. Biologi X. Jakarta: Erlangga

Kavanagh, Kevin. 2011. Fungi: Biology and Applications. USA: John Wiley & Sons Ltd.

Solomon, Eldra P, Linda R. Berg, Diana W. Martin. 2008. Biology. USA: Thomson Higher Education.

Schooley, James.  1997. Introduction to Botany. New York: Delmar Publisher

Zygomycetes

zygo b

Saat ini dikenal sekitar 600 jenis yang termasuk Zycomycetes. Semua jamur ini hanya menghasilkan spora nonmotil (aplanospora) dan tidak menghasilkan spora kembara (zoospora). Hal ini menunjukkan kemajuan tingkat evolusi dari jamur primitif yang hidup di air menuju jamur yang lebih maju yang hidup di darat. Zycomycetes banyak ditemukan di tanah lembab yang kaya bahan organik. Sebagian hidup sebagai saprofit dan yang lain merupakan parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Hifanya bersifat senosit yaitu tidak bersepta dengan inti haploid, terdapat hifa yang berfungsi sebagai penyerap makanan (rhizoid) dan penghubung (stolon). (Hemi Budiati. 2009: 84)

Zygo a

Reproduksi seksual atau generatif dilakukan dengan cara konjugasi. Proses ini diawali ketika dua hifa yang berlainan jenis, yakni hifa (+) dan hifa (-), saling berdekatan. Masing-masing hifa pada sisi-sisi tertentu mengalami pembengkakan dan perpanjangan pada bagian-bagian tertentu, disebut gametangium. Kemudian, kedua gametangium tersebut bertemu dan kedua intinya melebur membentuk zigot. Zigot kemudian berkembang menjadi zigospora (diploid). Pada tahapan berikutnya, zigospora tumbuh, dindingnya menebal dan berwarna hitam. Inti diploid (2n) mengalami meisosis, menghasilkan inti haploid (n). Pada lingkungan yang sesuai, zigospora akan tumbuh dan membentuk sporangium. Sporangium ini memiliki struktur penopang yang disebut sporangiofora. Selanjutnya, reproduksi secara aseksual dimulai lagi yaitu ditandai dengan pematangan sporangium hingga sporangium tersebut pecah dan spora tersebar keluar.

zygo repropng

Reproduksi Zygomycetes

Zygomycetes memiliki beberapa jenis yang mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya merupakan jamur pada makanan. Jenis-jenis jamur tersebut antara lain:

1) Rhizophus stolonifera

Jamur ini tampak sebagai benang-benang berwarna putih, memiliki rizoid dan stolon. Merupakan saprofi t yang hidup pada bungkil kedelai dan bermanfaat dalam pembuatan tempe.

2) Rhizophus nigricans

Jamur ini dapat menghasilkan asam fumarat.

3) Mucor mucedo

Jamur ini hidup secara saprofi t. Sering dijumpai pada roti, sisa-sisa makanan dan kotoran ternak. Miselium jamur ini berkembang di dalam substrat. Memiliki sporangium yang dilengkapi oleh sporangiofor.

4) Pilobolus sp.

Jamur ini sering disebut ‘pelempar topi’ atau cap thrower, karena bila sporangiumnya telah masak, jamur ini bisa melontarkannya sampai sejauh 8 meter. Spora tersebut kemudian melekat pada rumput atau tumbuhan lain. Ketika tumbuhan tersebut dimakan hewan, spora jamur yang melekat tersebut akan berkecambah di dalam saluran pencernaan dan akan tumbuh pada kotoran yang dikeluarkan hewan tersebut. (Sri Widayati. 2009: 95)

Dalam perkembangannnya Zygomycetes memunculkan kelompok baru yaitu

Glomeromycetes

Glomeromycetes merupakan kelompok jamur yang sebagian besar bersimbiosis dengan tanaman yaitu membentuk mikoriza arbuskuler. Mikoriza merupakan bentuk jamur yang hidup dan bersimbiosis pada akar tanaman tingkat tinggi. Mikoriza membentuk hifa khusus yang tumbuh membentuk miselium yang melingkupi ujung akar. Beberapa jenis tanaman pertanian bergantung pada mikoriza untuk dapat tumbuh optimal.

Terdapat dua tipe Mikoriza, yaitu sebagai berikut.

  1. Ektomikoriza, hifa jamur tidak menembus ke dalam akar (korteks) melainkan hanya sampai pada epidermis saja, contoh jamur yang berasosiasi dengan akar pinus.
  2. Endomikoriza, hifa jamur menembus sampai ke bagian korteks, misalnya terdapat pada tanaman anggrek dan sayuran seperti kol dan bit.

Glomeromycetes mula-mula termasuk dalam kingdom Zycomycetes, tetapi Walker dan Schubler pada tahun 2002 memisahkannya menjadi kingdom tersendiri karena terdapat perbedaan dengan Zycomycetes. Saat ini baru sekitar 150 jenis Glomeromycota yang telah diteliti. Ciri khas Glomeromycota adalah hidupnya selalu bersimbiosis dengan tumbuhan (tidak dapat hidup bebas), membentuk arbuskuler yang bercabang dikotomi pada akar tumbuhan), hifanya tak bersekat, dan menghasilkan spora multinukleat berukuran besar dan berdinding tebal. Arbuskuler merupakan struktur yang digunakan sebagai tempat pertukaran makanan antara jamur dan tanaman inang. Jenis lain membentuk struktur seperti balon pada akar inang yang disebut vesikel. Arbuskuler dan vesikel juga berfungsi sebagai tempat penimbunan hasil metabolisme jamur. Glomeromycota berkembang biak secara aseksualmembentuk spora. Jika kondisi menguntungkan, spora berkecambah membentuk apresoria pada akar tumbuhan inang dan membentuk mikoriza baru. Reproduksi seksual pada Glomeromycota tidak ditemukan. Beberapa contoh Glomeromycota adalah Glomus mosseae, G. claroideum, Archaeospora leptoticha, Sclerocystis, Acaulospora, dan Entrophospora. (Hemi Budiati. 2009: 85-86).

Reference:

Campbell dkk. 2002. Biology. USA: Pearson Education, Inc

Hemi Budiati. 2009. Biology X. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Schooley, James.  1997. Introduction to Botany. New York: Delmar Publisher.

Siti Widayati, dkk. 2007. Biology X. Jakarta: Pusat Perbukuaan Depdiknas

Chytridiomycetes

citryChytridiomycetes meliputi sekitar 1.000 spesies yang sering dimasukkan ke dalam kingdom Protista karena menghasilkan zoospora berflagela. Hal ini sesuai dengan habitat utamanya di perairan dan tempat yang lembab. Namun demikian Chytridiomycetes mempunyai struktur dan cara memperoleh makanan yang menyerupai jamur, sehingga para ahli biologi menganggap Chytridiomycetes sebagai penghubung antara Protista dan Fungi. Chytridiomycetes merupakan jamur yang sederhana, kebanyakan uniseluler namun beberapa jenis multiseluler, biasanya berinti banyak (senositik). Sebagian besar bersifat saprofit, namun ada yang parasit pada tumbuhan dan hewan. Chytridiomycetes melakukan perkembangbiakan secara aseksual dengan membentuk zoospora berinti satu dan berflagel yang muncul di ujung belakang. Spora ini dibentuk pada sporangium. Perkembangbiakan seksual dengan peleburan planogamet, peleburan gametangium, dan persatuan antara hifa-hifa atau sel-sel yang bersesuaian.

repro citryReproduksi Chytridiomycetes

Contoh:

  1. Synchytrium endobioticum, merupakan pathogen pada umbi kentang yang menyebabkan umbi berbintil-bintil.
  2. Hyzopydium couchii, merupakan parasit pada ganggang Spirogyra.
  3. Physoderma zeamaydis menyebabkan noda pirang pada jagung.
  4. Olpidium viciae, merupakan parasit pada tanaman Vicia unijuga (kacang-kacangan sebangsa kara).

Reference:

Hemi Budiati. 2009. Biology X. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Schooley, James.  1997. Introduction to Botany. New York: Delmar Publisher.

Oomycetes

oomy 2

Oomycotina berarti fungi telur. Istilah ini didasarkan pada cara reproduksi seksual pada jamur air. Beberapa anggota Oomycotina bersifat uniseluler dan tidak memiliki kloroplas. Jamur air memiliki dinding sel terbuat dari selulosa, yang berbeda dengan dinding sel jamur sejati yang terbuat dari polisakarida yang disebut kitin. Yang membedakan jamur air dengan jamur sejati adalah adanya sel bifl agellata yang terjadi pada daur hidup jamur air. Sementara jamur sejati tidak memiliki flagella.  Sebagian besar jamur air hidup secara bebas atau melekat pada sisa-sisa tumbuhan di kolam, danau, atau aliran air. Meraka hidup sebagai pengurai dan berkoloni. Walaupun begitu, ada juga yang hidup pada sisik atau insang ikan yang terluka sebagai parasit. Contoh anggota Oomycotina adalah Saprolegnia, dan Phytoptora infestans.

 

oomy

Selain bersifat parasit, jamur air juga bersifat patogen (dapat menimbulkan penyakit), seperti menyebabkan pembusukan kayu pada kentang dan tomat. Jamur air dapat bereproduksi secara seksual atau aseksual. Secara aseksual, jamur air menghasilkan sporangium di ujung hifa. Di dalam sporangium tersebut, dihasilkan spora yang berfl agella yang disebut zoospora. Ketika zoospora matang dan jatuh di tempat yang sesuai, maka akan berkecambah dan tumbuh menjadi mycelium baru. Adapun reproduksi secara seksual terjadi melalui penyatuan gamet jantan dan gamet betina. Gamet jantan dihasilkan oleh antheredium dan gamet betina dihasilkan dari oogonium. Penggabungan gamet jantan dan gamet betina menghasilkan zigot diploid. Zigot ini nantinya akan berkembang menjadi spora, yang berdinding tebal. Saat spora berkecambah, akan dihasilkan mycelium baru.

(Siti Widayati, dkk. 2007: 76)

repro oomy

Reference:

Campbell dkk. 2002. Biology. USA: Pearson Education, Inc

Siti Widayati, dkk. 2007. Biology X. Jakarta: Pusat Perbukuaan DEPDIKNAS.